Sabtu, 11 Februari 2012

Pubertas


Pubertas

1.  Pengertian
Pubertas merupakan suatu proses perubahan fisik yang ditandai dengan perkembangan fisik seks sekunder (Kaplan & Sadock, 2001). Pubertas tidak sama dengan remaja, bagi sebagian besar diantara kita, masa pubertas berakhir jauh sebelum masa remaja selesai. Meskipun demikian, masa pubertas merupakan awal penting yang menandai masa remaja. Pubertas (puberty) adalah sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung pesat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung di masa remaja awal. Meskipun kita tidak mengetahui secara persis hal-hal yang mengawali pubertas, terdapat sejumlah faktor kompleks yang cenderung dilibatkan. Pubertas diiringi dengan berbagai perubahan yang berlangsung di dalam sistim endokrin, berat tubuh, lemak tubuh, meskipun kita tidak mengetahui apakah semua perubahan ini merupakan penyebab atau konsekuensi dari pubertas.
Pubertas merupakan periode singkat, namun bagi sebagian orang dianggap sebagai periode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis remaja di masa selanjutnya, sehingga membutuhkan penyesuaian diri yang baik. Di Indonesia, pentingnya pemberian pendidikan seks pada remaja masih di pengaruhi mitos tradisional yaitu dapat meningkatkan perilaku seksual. Sedangkan (Kuther, 2000), menyatakan persiapan secara psikologis yang diberikan pada remaja sebelum mereka memasuki masa pubertas menentukan sikap dan perasaan mereka terhadap peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Selain itu ketika membicarakan pubertas, anak perempuan cenderung untuk memperolah perhatian lebih besar. Oleh karena itu, agar dapat memberikan informasi sebagai persiapan memasuki pubertas yang tepat dan sesuai kebutuhan remaja, perlu diketahui perasaan dan harapan yang timbul pada mereka saat memasuki pubertas.
2.  Penyebab perubahan pubertas
              Penyebab utama terjadinya perubahan pubertas yaitu hormon. Di balik munculnya kumis untuk pertama kalinya pada anak laki–laki dan melebarnya pinggul pada anak perempuan, terdapat aliran hormon–hormon, yaitu zat kimia yang kuat yang di ciptakan oleh kelenjar endokrin dan di bawah keseluruh tubuh  melalui aliran darah. Terdapat dua jenis hormon yang memiliki kadar kepekaan yang berbeda pada laki – laki dan perempuan, yaitu : androgen jenis utama hormon seks laki–laki, dan estrogen jenis utama dari hormon perempuan. Testosteron adalah androgen yang berperan penting bagi perkembangan pubertas laki–laki, selama masa pubertas, munculnya kadar testosteron berkaitan dengan sejumlah perubahan fisik pada laki–laki, termaksud perkembangan genital eksternal, bertambah tingginya badan, dan perubahan suara. Kadar testosteron pada remaja laki–laki juga berkaitan dengan hasrat dan aktivitas seksual. Ekstradiol adalah estrogen yang berperan penting dalam perkembangan pubertas perempuan. Ketika kadar ekstradiol meningkat, terjadilah perkembangan payudara, perkembangan rahim dan perubahan kerangka.
 Identitas hormon berkonstribusi terhadap hasrat seksual dan aktivitas pada remaja perempuan kurang terlihat jelas di bandingkan remaja laki–laki. Dalam sebuah studi di temukan bahwa kadar testosteron meningkat sebesar 18 kali lipat pada laki–laki dan 2 kali lipat pada perempuan, kadar ekstradiol meningkat 8 kali lipat pada perempuan dan 2 kali lipat pada laki–laki selama masa pubertas .
a.  Sistem endokrin
Peran sistem endokrin di masa pubertas melibatkan interaksi dari hipotalamus, kelenjat pituitari, dan gonad (kelenjar seks). Hipotalamus (hypothalamus) adalah sebuah struktur yang terletak di bagian atas otak yang memonitori kegiatan makan, minum, dan seks. Kelenjar pituitari (pituitary gland) adalah kelenjar endokrin yang mengontrol pertumbuhan dan meregulasi kelenjar–kelenjar lain. Gonad adalah kelenjar seks, testis pada laki–laki, indung telur pada perempuan. Kelenjar pituitari mengirimkan sebuah signal melalui gonadotropin (hormon yang merangsang kelenjar seks) ke testis dan indung telur untuk menghasilkan hormon, kemudian melalui interaksi hipotalamus, kelenjar pituitari berusaha mendeteksi kapan dicapai kadar yang optimal dari hormon dicapai dan berusaha mempertahankannya melalui sekresi gonadotropin tambahan .
Kadar hormon seks diatur oleh dua hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari, yaitu : FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinzing hormone). FSH merangsang perkembangan kantung rambut (follicle) pada perempuan, dan sperma pada laki–laki. LH meregulasi sekresi estrogen dan perkembangan ovum pada perempuan serta testosteron pada laki–laki.
Di samping itu, Hipotalamus mengeluarkan sebuah zat yang disebut GnRH (gonadotropin – releasing hormone). Hormon–hormon ini diatur oleh sisterm umpan–balik negatif (negative feedback system). Apabila munculnya kadar hormon seks terlalu tinggi, Hipotalamus dan pituitari akan mengurangi stimulasinya pada gonad, mengurangi produksi hormon–hormon seks. Apabila kadar hormon terlalu rendah, Hipotalamus dan kelenjar pituitari akan meningkatkan produksi hormon seks. Pada laki–laki, produksi kelenjar pituitaria dari LH akan merangsang testis untuk menghasilkan testosteron, ketika kadar testosteron terlalu tinggi, Hipotalamus akan mengurangi produksi GnRH, yang selanjutnya akan mengurangi produksi LH. Ketika kadar testosteron gagal sebagai dampaknya, Hipotalamus akan menghasilkan GnRH lebih banyak lagi, dan siklus tersebut dimulai lagi. Pada perempuan, sistem umpan-balik negatif tersebut bekerja dengan serupa, kecuali bahwa LH dan GnRH meregulasi indung telur dan menghasilkan.
b.  Hormon pertumbuhan
Kita telah menyimak bahwa kelenjar pituitari melepaskan gonadotropin yang dapat merangsang testis dan indung telur. Disamping itu melalui interaksi hipotalamus, kelenjar pituitari juga mengeluarkan hormon yang dapat mendorong pertumbuhan dan kematangan kerangka, baik secara langsung ataupun melalui interaksi dengan kelenjar tiroid (tyroid gland), yang terletak di bawah leher. Di awal pubertas, hormon pertumbuhan dikeluarkan di malam hari. Selanjutnya di masa pubertas, hormon pertumbuhan juga di keluarkan di siang hari. Meskipun dalam kadar yang umumnya sangat rendah. Kortisol, hormon yang di keluarkan oleh korteks adrenal, juga mempengaruhi pertumbuhan seperti testosteron dan estrogen. Adrenarche dan Gonadarche merupakan dua tahap dari pubertas berkaitan dengan perubahan hormonal. Adrenache melibatkan perubahan hormon yang berlangsung di kelenjar adrenal dan terletak di atas ginjal. Perubahan ini terjadi secara tiba–tiba antara usia 6 sampai 9 tahun, sebelum masa pubertas dimulai. Gonadarche, yang mengikuti adrenarche selama dua tahun adalah sebuah periode yang oleh sebagian besar orang dianggap sebagai masa pubertas karena melibatkan kematangan seksual dan perkembangan kematangan reproduktif (Kaplan & Sadock, 2001).
 Di Amerika Serikat, periode ini dimulai usia 9 samapi 10 tahun pada anak perempuan kulit putih non- latin, dan 8 sampai 9 tahun pada anak perempuan Afrika-Amerika.Gonadarche pada anak laki–laki terjadi pada usia 10 hingga 11 tahun. Di masa pertengahan hingga akhir gonadarche pada anak perempuan terjadi Menarche pertama (periode menstruasi pertama), sedangkan diawal hingga pertengahan gonadarche pada anak laki–laki terjadi spermache (ejakulasi dari air mani yang pertama) (Kaplan & Sadock, 2001).
Beberapa peneliti berpendapat bahwa seorang anak harus meraih suatu massa tubuh yang kritis sebelum masa pubertas, khususnya menarche. Sebuah studi yang dilakukan menemukan bahwa berat tubuh yang lebih tinggi memiliki kaitan kuat dengan dicapainya menarche. Para ilmuwan lain berhipotesis bahwa munculnya menachre dipengaruhi oleh persentase lemak tubuh dikaitkan dengan berat tubuh total. Menurut mereka, sejak menarche berlangsung, minimal 17 persen berat tubuh perempuan tediri dari lemak tubuh. Apabila ditinjau dari target berat tubuh, persentase ini tidak terbukti secara konsisten. Meskipun demikian, para remaja anoreksia yang berat tubuhnya menurun secara drastis dan para perempuan yang berpartisipasi dalam olahraga tertentu mungkin tidak mengalami menstuasi. Pada laki – laki kekurangan nutrisi dapat menunda dimulainya masa pubertas. 

Referensi :
Santrock, J.W. 2007. Remaja. Edisi XI.Jiid I. Jakarta :Erlangga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar