BAHAN
AJAR
MANAJEMEN
KEBIDANAN KALA I PERSALINAN
A.
Pengertian
1. Manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan
keputusan yang berfokus pada klien.
2. Manajemen
kebidanan intranatal adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi dalam kala I persalinan.
B.
Tujuh
Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Helen Varney
1.
Langkah
I : Pengkajian
Pada langkah ini
bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dengan cara:
a. Anamnese
b. Pemeriksaan
Fisik
c. Pemeriksaan
Khusus
d. Pemeriksaan
Penunjang
Data dasar ini meliputi pengkajian riwayat,
pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan sebelumnya.
a. Mengidentifikasi
identitas ibu dan suami ( Nama, Umur, Suku, Agama, Status Pernikahan, Pendidikan
Terakhir, Pekerjaan , Alamat)
b. Keluhan
yang dialami dan dirasakan oleh ibu
c. Riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
d. Riwayat
reproduksi ( Menarche, Lama Haid, Siklus Haid, Dismenorhe )
e. Riwayat
kesehatan keluarga
f. Riwayat
kontrasepsi ( Metode Kontrasepsi, Efek Samping, Alasan Penghentian)
g. Pola
kebutuhan sehari-hari ( Nutrisi, Eliminasi, Personal Hygiene )
h. Data
psikososial, spiritual dan ekonomi
i.
Pemeriksaan Khusus ( USG, Rontgen )
j.
Pemeriksaan penunjang ( Darah dan Urin )
k. Pemeriksaan
fisik
1) Penampilan
dan emosional ibu
2) Pengukuran
fisik ( Tinggi Badan, Berat Badan, LILA )
3) Tanda-tanda
vital ( Tekanan Darah, Pernapasan, Nadi, dan Suhu)
4) Pemeriksaan
kepala, wajah, dan leher ( Rambut, Wajah, Mulut, Leher )
5) Pemeriksaan
dada dan abdomen ( Payudara dan Perut)
6) Pemeriksaan
genitalia ( Vagina )
7) Pemeriksaan
tungkai ( Tangan dan Kaki )
2.
Langkah
II : Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan
Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnose dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah
keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefenisikan seperti diagnosa
tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal
yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Dalam mengidentifikasi diagnosa /masalah harus
berdasarkan data dasar yang meliputi data subjektif (informasi yang didapat
dari pasien) dan data objektif ( data yang
didapat dari hasil pemeriksaan
oleh petugas kesehatan).
3.
Langkah
III : Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial
Pada
langkah ini mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ini bidan
dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan
masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi
agar diagnosa atau masalah potensial tidak terjadi.
4.
Langkah
IV :Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi,
penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.
Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.
Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.
5.
Langkah V: Merencana Asuhan Secara Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang
menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah
teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang
berkaitan tetapi juga dari krangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut
seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah
yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologi.
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
6.
Langkah
VI: Implementasi
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien.
Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan yang
efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan
klien
7.
Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap
efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik
Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “A”
PERSALINAN KALA I
DI RUMAH SAKIT BERSALIN PERTIWI
MAKASSAR
TANGGAL 27 MARET 2008
No
Register : 011335
Tanggal
Masuk : 27 Maret
2008 pukul 07.50 WITA
Tanggal
Pengkajian : 27 Maret 2008
pukul 08.10 WITA
Tanggal
partus : 27 Maret 2008 pukul 10.45 WITA
Langkah I : Identifikasi data
A.
Identitas klien / suami
Nama : Ny “A” /
Tn “S”
Umur : 28 tahun /
32 tahun
Suku : Bugis /
Makassar
Agama : Islam /
Islam
Pendidikan : S1 /
SMA
Pekerjaan : IRT / Karyawan
Status Pernikahan : 1 kali, sah, lamanya ±7 tahun
Alamat : Jl.Paropo III
no.17
B.
Riwayat Kehamilan
- G₁₁ P₁ A₀
- HPHT tanggal 26 Juni 2007
- HTP tanggal 02 April 2008
- Pemeriksaan kehamilan sebanyak 5 kali di RSB Pertiwi
- Imunisasi TT 2 kali (lengkap) di RSB Pertiwi
- Ibu mengatakan pergerakan janin pertama kali dirasakan pada
bulan Oktober 2007 sampai sekarang
- Ibu mengatakan tidak mengalami keluhan serius selama
kehamilan
C.
Data biologis/fisiologis
- Keluhan Utama
Ibu mengatakan sakit perut tembus ke
belakang disertai pelepasan lendir dan darah
- Riwayat Keluhan Utama
Nyeri dirasakan sejak pukul 04.00
WITA tanggal 27 Maret 2008, bersifat hilang timbul dan mengganggu aktivitas
ibu. Usaha ibu untuk mengatasi nyeri yaitu dengan mengelus-elus daerah pinggang
dan sacrum
D.
Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan pernah menjadi
akseptor KB selama 4 tahun (sejak tahun
2002-2006) dengan menggunakan suntikan 1 bulan dan berhenti karena ingin punya
anak lagi
E.
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan
Nifas yang Lalu
Ibu melahirkan anak pertama pada
tahun 2001 ditolong oleh bidan di RSB Pertiwi dengan jenis persalinan spontan.
Jenis kelamin perempuan dengan BBL 2700 gram dan PBL 49 cm serta menyusui
selama 6 bulan
F.
Riwayat Reproduksi
- Riwayat Haid
a.
Menarche umur 13 tahun
b.
Siklus haid 28-30 hari
c.
Lamanya 3-4 hari
d.
Tidak ada dismenorhea
- Riwayat Ginekologi
Tidak ada riwayat penyakit tumor,
kanker, dan infeksi
G.
Riwayat Kesehatan Keluarga
- Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM,
asma, dan hepatitis
- Tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga
- Tidak ada riwayat penyakit kelamin (HIV AIDS)
H.
Riwayat
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1.
Nutisi
a. Selama hamil
nafsu makan baik, frekuensi makan cukup, dan tidak ada keluhan
b. Ibu mengatakan
terakhir makan pukul 07.00 WITA
2.
Eliminasi
a. BAB: ibu
terakhir BAB di rumah pukul 06.30 WITA
b. BAK : ibu sudah
3 kali BAK selama di rumah sakit
3.
Personal
hygiene
Ibu terakhir mandi pukul 06.30 WITA
4.
Istirahat
Ibu tidur sejak tadi malam sampai dini
hari pukul 03.00 WITA
I.
Data Psikososial, spiritual, dan ekonomi
- Ibu dan keluarga senang dengan kehamilan sekarang
- Hubungan dengan keluarga berjalan baik
- Ibu dan keluarga rajin
berdoa agar persalinannya lancar
- Keluarga mampu untuk memenuhi kebutuhan bayi
J.
Pemeriksaan Fisik
1.
Pemeriksaan umum
a.
Penampilan : baik
b.
Kesadaran :
compos mentis
c.
Ekspresi wajah : ibu nampak meringis tiap
kali kontraksi
d.
BB sebelum hamil : 58 kg
e.
BB sekarang : 62 kg
f.
TB :
157 cm
g.
Lila : 25 cm
2.
TTV
a.
Tekanan darah : 120/80 mmHg
b.
Nadi : 80 x/menit
c.
Suhu : 36 ⁰C
d.
Pernapasan : 20 x/menit
3.
Kepala dan leher
a.
Rambut panjang dan bersih
b.
Tidak ada cloasma dan oedema pada
wajah
c.
Kongjungtiva merah muda dan sklera
putih
d.
Karies gigi 1 buah
e.
Tidak ada pembesaran pada kelenjar
tyroid, vena jugularis, dan kelenjar limfe
4.
Payudara
a.
Putting susu terbentuk
b.
Tidak ada massa dan nyeri tekan
c.
ASI keluar bila putting dipencet
5.
Abdomen
a.
Tampak striae albicans
b.
Tidak ada luka bekas operasi
c.
Palpasi
1)
Leopold I : TFU 2 jari di bawah px (31 cm)
2)
Leopold II : Punggung kanan
3)
Leopold III : Kepala
4)
Leopold IV : Kepala sudah masuk dalam panggul (BDP)
d.
Perlimaan : 3/5
e.
TBJ :
Lingkar perut x TFU
:
102 x 31
:
3162 gram
f.
Askultasi DJJ terdengar kuat dan
teratur pada kuadran kanan bawah perut dengan frekuensi 128x/ menit
g.
Kontraksi uterus 3 kali dalam 10
menit dengan durasi selama 35 detik
6.
Genitalia
a.
Vulva dan vagina tidak ada kelainan
(tidak ada oedema dan varises)
b.
Portio lunak dan tipis
c.
Ketuban (+)
d.
Pembukaan 5 cm
e.
Presentase kepala
f.
Molase tidak ada
g.
Penurunan kepala H I-II
h.
Kesan panggul normal
i.
Pelepasan lendir dan darah
7.
Ekstremitas
Tidak ada oedema dan varises
Langkah
II. Identifikasi Dagnosa/Masalah Aktual
Inpartu
kala I fase aktif. keadaan ibu dan janin
baik
1.
Inpartu kala I fase aktif
Data Subjektif : Ibu merasakan sakit perut tembus ke
belakang disertai
pelepasan lendir dan darah
Data Objektif : Kontraksi
uterus 3 kali dalam 10 menit durasi 35 detik
VT pukul 08.00 yaitu
pembukaan 5 cm
Analisis Dan Interpretasi Data
Penurunan
kadar hormon progesteron dan stimulasi oksitosin serta pengaruh tekanan kepala
janin terhadap saraf frenkenhauser menyebabkan kontraksi terasa pada bagian
belakang, melingkar ke bagian bawah abdomen yang menyebabkan serviks terbuka
dan semakin menipis sehingga pembuluh darah kapiler di sekitar mulut rahim
pecah dan mengakibatkan adanya pelepasan darah dan lendir (Obstetri Williams
hal. 245)
2.
Keadaan ibu dan janin baik
a. Keadaan
ibu baik
Data
Subjektif :
-
Data
Objektif : a. TTV
1)
Tekanan Darah : 120/80 mmhg
2)
Nadi :
80x/menit
3)
Suhu :
36 ⁰C
4)
Pernapasan : 20x/menit
b. DJJ 128 x/menit
Analisis Dan Interpretasi Data
a.
TTV merupakan salah satu indikator
adanya kesenjangan
b.
DJJ merupakan salah satu indikator
kesejahteraaan janin dimana frekuensi normal yaitu 120-160 x/menit
Langkah III. Identifikasi Diagnosa /Masalah Potensial
Tidak
ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial.
Langkah IV. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/
Kolaborasi
Tidak ada
data yang mendukung perlunya tindakan segera atau kolaborasi.
Langkah V. Rencana Tindakan
1.
Tujuan
- Kala I fase aktif berlangsung
normal (± 7 jam pada multipara)
- Keadaan ibu dan janin tetap
baik
2.
Kriteria
- Tanda – tanda vital dalam batas
normal
·
Tekanan Darah : kenaikan sistol tidak ≥ 30 mmHg
kenaikan diastol tidak ≥ 15 mmHg
·
Suhu
: 36 - 37ºC
·
Pernapasan : 18 - 24 x/menit
·
Nadi
: 60 - 100x/menit
- DJJ 120-160 x/menit
- Pembukaan lengkap 3-5 jam
kemudian
3.
Rencana Asuhan
- Sampaikan
hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Rasional : Dengan memberitahui hasil pemeriksaan, ibu dan keluarga akan
merasa lebih tenang mengetahui keadaannya
- Anjurkan
ibu untuk mengosongkan kandung kemih
Rasional : Kandung kemih yang penuh
dapat memberi rasa tidak nyaman pada ibu dan dapat menghalangi penurunan kepala
janin.
- Jelaskan
penyebab dan manfaat nyeri persalinan kepada ibu dan keluarga
Rasional : Dengan mengetahui penyebab dan manfaat nyeri
persalinan, mengurangi kecemasan ibu
dan keluarga dan ibu akan berusaha beradaptasi dengan nyeri tersebut.
- Bantu
ibu tidur miring
Rasional : Mencegah penekanan vena
cava kava inferior oleh uterus sehingga dapat mengurangi suplai darah
- Anjurkan
ibu untuk bernafas panjang saat ada kontraksi
Rasional : Pada kontraksi terjadi
ketegangan yang hebat, pengaturan nafas akan mengurangi ketegangan terutama
saat mengeluarkan nafas melalui mulut
dan hidung.
- Beri
support dan motivasi pada ibu
Rasional : Dengan member support dan motivasi pada ibu diharapkan bu tetap optimis dan bersemangat menghadapi
persalinan dan kelahiran bayi
- Ajarkan
ibu cara meneran yang baik dan benar
Rasional : Dengan meneran yang baik
dan benar diharapkan dapat mempercepat kelahiran dan mencegah trauma pada
kepala bayi
- Beri
hidrasi dan intake yang cukup
Rasional : Memenuhi kebutuhan energi dan cairan tubuh
serta mencegah dehidrasi
- Ajarka
keluarga masase pada daerah punggung dan sakrum
Rasional : Masase pada punggung dan sakrum mengurangi
rasa sakit dan rasa nyaman pada ibu
- Observasi
keadaan ibu dan janin dan dokumentasikan hasil pemeriksaan dalam partograf
Rasional : Memantau kemajuan
persalinan, keadaan ibu dan janin baik
- Periksa kelengkapan alat yang akan digunakan
dalam menolong persalinan
Rasional : Kelengkapan
alat memudahkan saat menolong persalinan
Langkah VI. Implementasi
Tanggal
27 Maret 2008 pukul 08.10 WITA
1.
Menyampaikan hasil pemeriksaan pada
ibu
2.
Menganjurkan ibu untuk mengosongkan
kandung kemih dimana ibu berkemih spontan di tempat tidur pada pot ± 15 cc
3.
Menjelaskan penyebab dan manfaat
tentang nyeri persalinan kepada ibu dan keluarga
4.
Membantu ibu tidur miring
5.
Menganjurkan ibu untuk bernafas
panjang saat ada kontraksi dan ibu melakukannya
6.
Memberi support dan motivasi pada
ibu dan ibu terlihat bersemangat
7.
Mengajarkan keluarga melakukan
masase
8.
Memberi hidrasi dan intake yng cukup
dengan memberi ibu minum air putih ± 150 cc (pukul 08.15)
9.
Mengajarkan masase pada daerah
punggung dan sakrum
10.
Mengobservasi keadaan ibu dan janin
dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan
dalam partograf
11.
Memeriksa kelengkapan alat yang akan
digunakan dalam menolong persalinan
Langkah
VII Evaluasi
Tanggal
27 Maret 2008 pukul 09.20 WITA
1.
Kala I fase aktif berlangsung normal
± 3 jam
2.
Keadaan ibu dan janin baik ditandai
dengan :
a.
Tanda
– tanda vital dalam batas normal
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu : 36 ºC
4) Pernapasan : 20 x/menit
- DJJ terdengar jelas 128 x/menit
3.
Pembukaan lengkap dan penurunan
kepala 0/5 (H IV) pukul 10.35 WITA
4.
Kontraksi uterus adekuat 5x dalam
10 menit durasi > 40 detik
5.
Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri
akibat kontraksi
REFERENSI
1.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC.
2.
Ladewig, Paticia. 2006. Buku Saku Asuhan
Ibu Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
3. Pusdiknakes,WHO,JHPIEGO.
2003. Buku Asuhan Intrapartum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar