1. Pengertian Kinerja
a. Kinerja menurut Maier (1965) yang dikutip oleh Asad
(1991) adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang
dibebankannya (Notoatmodjo. 2009).
b. Gilbert (1977) mendefinisikan kinerja adalah apa yang
dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya (Notoatmodjo.
2009).
c. Definisi kinerja menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara
bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara. 2010).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Kinerja
seorang tenaga kerja dalam suatu organisasi atau institusi kerja dipengaruhi
oleh banyak faktor baik dari faktor dari dalam karyawan itu sendiri maupun
faktor lingkungan. Menurut Gibson (1987) faktor-faktor yang menentukan kinerja
seseorang dikelompokkan menjadi 3 faktor utama yakni:
a. Variabel individu, yang terdiri dari: pemahaman terhadap
pekerjaannya, pengalaman kerja, latar belakang keluarga, tingkat sosial
ekonomi, dan faktor demografi (umur, jenis kelamin, etnis, dan sebagainya).
b. Variabel organisasi, yang antara lain terdiri dari:
kepemimpinan, desain pekerjaan, sumber daya yang lain, struktur organisasi, dan
sebagainya.
c. Variabel psikologis, yang terdiri dari persepsi terhadap
pekerjaan sikap terhadap pekerjaan, motivasi, kepribadian, dan supervisi.
Sedangkan
menurut Stoner (1981) kinerja seorang tenaga kerja dipengaruhi oleh: motivasi,
kemampuan, dan faktor persepsi.
Faktor
yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan
pendapat Keith Davis yang merumuskan bahwa:
Human Performance =
Ability x Motivation
Motivation =
Attitude x Situation
Ability =
Knowledge x Skill
Menurut Henry Simora
(1995), kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Faktor individual yang terdiri dari:
1) Kemampuan dan keahlian
2) Latar belakang
3) Demografi
b. Faktor psikologis yang terdiri dari:
1) Persepsi
2) Sikap
3) Kepribadian
4) Pembelajaran
5) Motivasi
c. Faktor organisasi yang terdiri dari:
1) Sumber daya
2) Kepemimpinan
3) Penghargaan
4) Struktur
5) Design pekerjaan
6) Supervisi
3. Indikator kinerja
Untuk
mengukur kinerja bidan pada tatanan klinis digunakan indikator kinerja klinis
sebagai langkah untuk mewujudkan komitmennya guna dapat menilai tingkat
kemampuan individu dalam tim kerja. Indikator menurut WHO (1981) adalah
variabel yang mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung.
Untuk
mengukur tingkat hasil suatu kegiatan digunakan indikator sebagai alat atau
petunjuk pengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang berfokus
pada hasil asuhan kepada pasien dan proses-proses kunci serta spesifik disebut
indikator klinis. Indikator klinis adalah ukuran kualitas sebagai pedoman untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak terhadap
pelayanan. Indikator tidak dipergunakan secara langsung untuk mengukur kualitas
pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai bendera yang menunjuk adanya suatu
masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan evaluasi (Depkes. 2006).
Sistem
klasifikasi indikator didasarkan atas kerangka kerja yang logis dimana kontinum
masukan (input) pada akhirnya mengarah pada keluaran (outcomes).
a. Indikator input merujuk pada sumber-sumber yang
diperlukan untuk melaksanakan aktivitas alat/ fasilitas, informasi, dana,
peraturan/ kebijakan.
b. Indikator proses adalah memonitor tugas dan kegiatan yang
dilakukan.
c. Indikator output mengukur hasil yang meliputi cakupan
termasuk pengetahuan, sikap, dan perubahan perilaku yang dihasilkan oleh
tindakan yang dilakukan. Indikator ini disebut indicator effect.
d. Indikator outcome dipergunakan untuk menilai perubahan
atau dampak (impact) suatu program,
perkembangan jangka panjang ternasuk perubahan status kesehatan masyarakat. (Depkes.
2006).
Indikator
untuk pelayanan antenatal sebagai berikut:
a. Indikator input yaitu fasilitas/alat untuk melaksanakan
pelayanan antenatal.
b. Indikator proses yaitu proses pelayanan antenatal yang sesuai
dengan standar asuhan kebidanan.
c. Indikator output yaitu terpenuhinya cakupan K1 dan K4.
d. Indikator outcome yaitu meningkatkan kesehatan ibu yang pada
akhirnya menurunkan Angka Kematian Ibu. (Depkes. 2006).
4. Kinerja Klinis Bidan
Pengembangan
dan manajemen kinerja pada dasarnya sebuah proses dalam manajemen sumberdaya
manusia. Implikasi dari kata “manajemen” berarti proses diawali dengan
penetapan tujuan dan berakhir dengan evaluasi. Kebidanan menunjukkan
bahwa kegiatan yang dilaksanakan berada pada tatanan pelayanan langsung kepada
asuhan pasien.
Secara
garis besar ada lima kegiatan utama yaitu :
a. Merumuskan tanggungjawab
dan tugas yang harus dicapai oleh seseorang perawat/bidan dan disepakati oleh
atasannya. Rumusan ini mencakup kegiatan yang dituntut untuk memberikan
sumbangan berupa hasil kerja.
b. Menyepakati sasaran kerja
dalam bentuk hasil yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu, termasuk
penetapan standar prestasi dan tolok ukurnya.
c. Melakukan “monitoring”,
koreksi, memfasilitasi serta memberi kesempatan untuk perbaikan.
d. Menilai prestasi
perawat/bidan tersebut dengan cara membandingkan prestasi aktual dengan standar
yang telah ditetapkan.
e. Memberikan umpan balik
kepada perawat/bidan yang dinilai berhubungan dengan seluruh hasil penilaian.
Pada kesempatan tersebut atasan dan staf mendiskusikan kelemahan dan cara
perbaikannya untuk meningkatkan prestasi berikutnya (Depkes RI. 2006)
Andrew
E. Sikula (1981) yang dikutip A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2000) mengemukakan
bahwa “penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan
pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran
atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun
sesuatu (barang)”.
Dari
beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja adalah
penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan
karyawan dan kinerja organisasi. (Mangkunegara. 2010).
Tujuan
evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi
melalui peningkatan kinerja sumber daya manusia. Secara lebih spesifik, tujuan
dari evaluasi kinerja sebagaimana dikemukakan Agus Sunyoto (1999) adalah:
a. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang
persyaratan kinerja.
b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan
sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik atau
sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.
c. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan
keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau
pekerjaan yang diembannya sekarang.
d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan
sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.
e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang
sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian
menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah (Mangkunegara.
2010).
Kegunaan penilaian prestasi kerja (kinerja)
karyawan adalah:
a. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan
untuk prestasi, pemberhentian dan besarnya balas jasa.
b. Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat
menyelesaikan pekerjaannya.
c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh
kegiatan dalam perusahaan.
d. Sebagai dasar untuk mengevaluasi prigram latihan dan keefektifan jadwal kerja,
metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan
pengawasan.
e. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan
bagi karyawan yang berada di dalam organisasi.
f. Sebagai alat untuk melihat kekurangan atau kelemahan dan
meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.
g. Sebagai kriteria menentukan, seleksi dan penempatan
karyawan.
h. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangan
kecakapan karyawan.
i. Sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian
tugas (Mangkunegara. 2010).
Referensi :
Depkes RI. 2006. Modul Belajar
Pelatihan Keterampilan Manajerial Sistem Pengembangan Dan Manajemen Kinerja
Klinis. Jakarta
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2010. Evaluasi
Kinerja SDM. Refika Aditama. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar