Jumat, 20 Januari 2012

Laktasi Dan Menyusui


A.    ANATOMI PAYUDARA
Payudara (mammae; susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1.      Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
a.       Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
b.      Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
c.       Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
d.      ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2.      Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3.      Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara


  B.     FISIOLOGI LAKTASI
Selama kehamilan hormon prolaktin meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua dan ketiga pasca persalinan sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua refleks yang berperan yaitu refleks prolaktin (produksi ASI) dan refleks aliran (Let Down Refleks)

1.      Refleks Prolaktin
            Gambar : Proses produksi ASI/ refleks prolaktin

Hisapan bayi akan merangsang putting susu dan kalang payudara karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran factor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran factor pemacu sekresi prolaktin. Factor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel accini pada alveoli untuk membuat air susu.

2.      Refleks Aliran (Let Down Refleks)
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin sehingga dapat menimbulkan kontraksi sel-sel mioepitel di sekitar alveoli. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferous masuk ke mulut bayi.
Gambar : Proses pengaliran ASI/ refleks oksitosin


C.    ASI DAN MENYUSUI
1.      Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa dicampur dengan apa pun, termasuk air bening, vitamin dan obat.

2.      Komposisi ASI
Tahapan produksi ASI adalah kolostrum, ASI peralihan, dan ASI matur. Kolostrum adalah ASI yang berwarna kekuning – kuningan atau jernih dan lebih kental, dan hanya diproduksi sekali pada hari – hari pertama bayi lahir. Setiap kali menyusui, ASI yang dihasilkan mempunyai macam atau jenis yang berbeda yaitu sebagai berikut :
a.       Foremik adalah ASI yang encer yang diproduksi pada awal proses menyusui dengan kadar air tinggi dan mengandung banyak protein, laktosa serta nutrisi lainnya tetapi rendah lemak.
b.      Hindmilk adalah ASI yang mengandung tinggi lemak yang memberikan banyak zat tenaga / energi dan diproduksi menjelang akhir proses menyusui.

Tabel. Komposisi kolostrum dan ASI ( setiap 100 ml )
No
Zat – zat gizi
Satuan
Kolostrum
ASI
1
Energi
Kkal
58,0
70
2
Protein
G
2,3
0,9
3
Kasein
Mg
140,0
187,0
4
Laktosa
G
5,3
7,3
5
Lemak
G
2,9
4,2
6
Vitamin A
Ug
151,0
75,0
7
Vitamin B 1
Ug
1,9
14, 0
8
Vitamin B 2
Ug
30,0
40,0
9
Vitamin B 12
Mg
0,05
0,1
10
Kalsium
Mg
39,0
35,0
11
Zat besi ( Fe )
Mg
70,0
100,0
12
Fosfor
Mg
14,0
150


3.      Manfaat ASI
a.       Manfaat ASI untuk Bayi
1)      Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
2)      ASI mengandung zat protektif.
3)      Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi.
4)      Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik.
5)      Mengurangi kejadian karies dentis.
6)      Mengurangi kejadian maloklusi.
7)      meningkatkan kecerdasan bayi

b.      Manfaat menyusui bagi ibu:
1)      Mengurangi risiko kanker payudara
2)      Mengurangi risiko kanker indung telur dan kanker rahim
3)      Mengurangi risko keropos tulang
4)      Mengurangi risiko rheumatoid artitis
5)      Metode KB yang paling aman
6)      Mengurangi risiko diabetes maternal
7)      Mengurangu stress dan gelisah
8)      Berat badan lebih cepat kembali normal

4.      Posisi Menyusui Yang Benar
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
     Gambar : Posisi menyusui sambil berdiri yang benar
Gambar : Posisi menyusui sambil duduk yang benar
Gambar : Posisi menyusui sambil rebahan yang benar
Gambar : Posisi menyusui balita pada kondisi normal
Gambar : Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan
Gambar : Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah
Gambar : Posisi menyusui bayi bila ASI penuh
Gambar : Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan
5.      Langkah-langkah menyusui yang benar
a.       Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar puting, duduk dan berbaring dengan santai.
b.      Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
c.       Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.
d.      Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

6.      Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
a.       Bayi tampak tenang.
b.      Badan bayi menempel pada perut ibu.
c.       Mulut bayi terbuka lebar.
d.      Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
e.       Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
f.       Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
g.      Puting susu tidak terasa nyeri.
h.      Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
i.        Kepala bayi agak menengadah.
7.      Tanda Bayi Cukup ASI
a.       Tanda – tanda bayi memperoleh ASI cukup
·         Bayi buang air kecil minimal 6 kali per hari dan warna urin jernih atau kekuningan.
·         Bayi sering buang air besar dan tinja tampak seperti berbiji.
·         Bayi tampak puas, dengan saat – saat lapar, tenang dan mengantuk. Tetapi bukan keadaan yang  baik bila bayi idur terus.
·         Payudara ibu terasa kosong dan lunak setelah menyusui.
·         Ibu dapat merasakan turunnya ASI ketika bayi pertama kali menyusu.
·         Ibu dapat mendengar bayi menelan ketika menelan ASI.
·         Bayi menyusu paling sedikit 10 kali dalam 24 jam.
·         Berat badan bayi naik.

b.      Ada dua tanda yang meunjukan bayi kurang mendapat cukup ASI yaitu :
·         Air seni bayi berwarna kuning pekat, berbau tajam, dan jumlahnya sedikit. Bayi buang air kecil kurang dari 6 kali sehari.
·         Perkembangan berat badan bayi kurang dari 500 gram per bulan

D.    PERANAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI
     1.      Pemberian ASI segera setelah lahir
  1. Mengajarkan perawatan payudara pada ibu
  2. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI
  3. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
  4. Berikan kolostrum dan ASI saja



DAFTAR PUSTAKA

1.      Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda
2.      Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta
3.      Proverawati, Atikah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan.Nuha Medika: Yogyakarta
4.      Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada masa Nifas. Salemba Medika: Jakarta
5.      Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. CV. Trans Info Media: Jakarta
6.      Bahiyatu. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. EGC: Jakarta
7.      www.lusa.web.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar