Jumat, 20 Januari 2012

Imunisasi


IMUNISASI

A.     Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan / meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.

B.    Tujuan Imunisasi
Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan seseorang menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas(kesakitan) dan mortalitas (kematian) serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.

C.    Macam-macam imunisasi
Macam-macam imunisasi ada dua yaitu:
1.    Imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit.
2.    Imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.

D.   Manfaat Imunisasi
1.    Manfaat untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2.    Manfaat untuk keluarga
Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa anak-anak dengan aman.
3.    Manfaat untuk negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal sehat untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara segenap bangsa di dunia.

E.   Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) Pada Ibu Hamil
1.    Pengertian
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.



2.    Manfaat imunisasi TT ibu hamil
a.    Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat.
b.    Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum.

3.    Umur kehamilan mendapat imunisasi TT
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui positif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.

4.    Efek samping imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan.

5.    Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT
a.    Puskesmas
b.    Puskesmas pembantu
c.    Rumah sakit
d.    Rumah bersalin
e.    Polindes
f.     Posyandu
g.    Rumah sakit swasta
h.    Dokter praktik, dan
i.      Bidan praktik.
Tempat-tempat pelayanan milik pemerintah imunisasi diberikan dengan gratis.

F.    Imunisasi pada bayi (Lima Imunisasi Dasar Lengkap)
Ada lima jenis imunisasi yang harus diperoleh bayi, yaitu:
·         Hepatitis B diberikan 1 kali (pada usia 0-7 hari)
·         BCG diberikan 1 kali (pada usia 1 bulan)
·         DPT diberikan 3 kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan)
·         Polio diberikan 4 kali (pada usia 1,2,3, dan 4 bulan)
·         Campak diberikan 1 kali (pada usia 9 bulan)
1.    Imunisasi Hepatitis-B
a.    Tujuan
Imunisasi Hepatitis B diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B.

b.    Apakah Hepatitis B itu?
Hepatitis B itu adalah suatu penyakit infeksi yang dapat merusak hati. Penyebabnya adalah virus Hepatitis B. Penyakit ini dapat berlangsung lama dan menjadi berat. Dari beberapa jenis penyakit hati akibat virus, yang paling berbahaya adalah Hepatitis B.

c.    Cara penularan Hepatitis B
Cara penularan penyakit ini ada beberapa cara yaitu : pencemaran kulit orang sehat oleh darah seorang penderita, mudah menularkan penyakit virus. Faktor lain adalah pemasang tatto, menindik telinga, pengobatan secara tusuk jarum, penyalahgunaan obat dan transfusi darah.
Penularan dapat pula terjadi melalui hubungan seksual, air liur, keringat, mani dan melalui serangga-serangga penghisap darah, misalnya nyamuk. Juga bisa terjadi bila kulit luka, tersentuh benda-benda yang mengandung virus, misalnya sikat gigi, barang mainan, botol bayi, alat cukur, gelas minum, sarung tangan karet, handuk, alat-alat rumah sakit, dan lain sebagainya.

2.    Imunisasi BCG
b.      Tujuan
Imunisasi BCG diberikan untuk mencegah penyakit TBC. Biasanya diberikan satu kali setelah bayi lahir dengan pada umur 2 bulan.

c.    Apakah penyakit TBC itu ?
TBC biasanya disebut penyakit paru-paru. Penyakit ini sangat menular. Penularannya melalui pernafasan, percikan ludah waktu batuk, bersin atau bercakap-cakap dan melalui udara yang mengandung kuman TBC.

d.    Bahaya TBC
- Kerusakan paru-paru
- Kerusakan tulang
- Cacat mental & kelumpuhan karena kerusakan otak

e.    Bagaimana tahu bahwa bayi dan anak menderita TBC atau bukan ?
Dapat diketahui dengan Tes Tuberkulin (Tes Mantoux atau PPD). Tes ini biasanya dikerjakan pada bayi dan anak yang dicurigai menderita TBC atau akan di BCG tetapi umumnya terlambat, tidak sesuai dengan jadwal

f.     Efek samping
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.


3.    Imunisasi DPT
a.    Tujuan
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus.

b.    Apakah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus?
·         Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.
·         Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.
·         Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.

c.    Efek samping
DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponen pertusis di dalam vaksin.
1-2 hari setelah mendapatkan suntikan DPT, mungkin akan terjadi demam ringan, nyeri, kemerahan atau pembengkakan di tempat penyuntikan.
Untuk mengatasi nyeri dan menurunkan demam, bisa diberikan asetaminofen (atau ibuprofen).
Untuk mengurangi nyeri di tempat penyuntikan juga bisa dilakukan kompres hangat atau lebih sering menggerak-gerakkan lengan maupun tungkai yang bersangkutan.
Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh dalam 1 – 2 hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara melap dengan air yang dicelupkan ke air hangat.

4.    Imunisasi Polio
a.    Tujuan
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.

b.    Bahaya penyakit polio
Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.

c.    Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang-kejang.

5.    Imunisasi Campak
a.    Tujuan
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak .

b.    Efek samping
Efek samping vaksin campak  : panas dan kemerahan.
Anak-anak mungkin panas selama 1 – 3 hari setelah 1 minggu penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan.

 Referensi
1.    BKKBN. 2005. Kartu Informasi KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu Bayi, dan Anak Balita).
2.    Depkes RI., 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
3.    Ditjen PPM-PL Depkes RI., 2000. Modul Latihan Petugas Imunisasi edisi ketujuh.
4.    Idanati, Rukna., 2005. TT Pregnancy. Available at http://adln.lib.unair.ac.id
5.    Saifuddin, Abdul Bari., Andriaansz, Geoege., Wiknjosastro, Gulardi Hanifa., Waspodo, Djoko., 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. JNPKKR-POGI dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar